Kisah Nabi Sulaiman dan Semut Namla : Kebijaksanaan di Lembah Semut

 



Matahari bersinar terik ketika Nabi Sulaiman beserta pasukannya yang megah bergerak menuju lembah Naml. Pasukan itu bak lautan yang bergerak, terdiri dari manusia berjubah gagah, jin dengan wujud perkasa, dan burung-burung yang terbang melingkari langit, dihiasi kilauan sayap mereka. Namun, di antara keagungan itu, takdir Allah akan menyingkapkan hikmah yang teramat dalam. 


Di lembah Naml, hiduplah koloni semut yang berorganisasi dengan rapi. Seekor semut bernama Namla, yang tengah mencari bekal, tiba-tiba dikejutkan oleh gemuruh langkah dan bayangan yang semakin membesar. Ia melihat ke kejauhan dan mendapati pasukan Nabi Sulaiman yang tengah mendekat. Naluri Namla untuk melindungi koloninya langsung bergejolak. Dengan suara yang lantang, ia berteriak, "Hai, wahai semut-semut! Masuklah ke dalam sarang-sarang kalian, agar kalian tidak terinjak oleh Sulaiman dan pasukannya, sedangkan mereka tidak menyadari!"


Suara Namla, meski kecil, menggema di telinga Nabi Sulaiman berkat karunia Allah SWT. Beliau, yang dianugerahi kemampuan memahami bahasa binatang, seketika tersenyum dan takjub. Terpukau beliau dengan kecerdasan dan kehati-hatian semut mungil itu. Nabi Sulaiman segera memerintahkan pasukannya untuk berhenti. Kepada mereka, beliau bersabda, "Wahai Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku dan untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau ridhai...". Dalam heningnya lembah, lantunan doa Nabi Sulaiman membumbung tinggi. Beliau bersyukur atas karunia bisa memahami isyarat Allah, tak peduli sebesar atau sekecil apapun makhluk itu. Doa tersebut juga menjadi pengingat bagi dirinya sendiri untuk senantiasa bersyukur dan berbuat baik. Setelah itu, Nabi Sulaiman memerintahkan pasukannya untuk berjalan dengan hati-hati agar tidak mengganggu semut-semut di lembah itu. Beliau ingin agar mereka mengambil pelajaran dari peristiwa tersebut. "Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal," beliau berujar, mengingatkan pasukannya dan siapapun yang mendengar tentang pentingnya merenungi kebesaran Allah SWT melalui ciptaan-Nya.


Kisah Nabi Sulaiman dan semut di lembah Naml ini mengajarkan banyak hal. Kita belajar tentang pentingnya bersyukur atas segala nikmat Allah, betapapun kecilnya. Kita juga diingatkan untuk berhati-hati dalam bertindak dan saling menghormati semua makhluk ciptaan-Nya. Lebih dari itu, kisah ini mengajak kita untuk takjub dan merenungkan keagungan Allah SWT. Bahkan dari makhluk sekecil semut, ada hikmah yang bisa dipetik. Semoga, setelah mendengar kisah ini, kita bisa menjadi hamba yang lebih beriman dan bertakwa kepada Allah SWT. Aamiin.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kisah Legenda Putri Gunung Ledang, Cerita Rakyat Malaka

Kisah Gunung Sumbing: Sejarah, Legenda dan Cerita Mistis

Kisah Legenda Puteri Junjung Buih, Cerita Rakyat Kalimantan