Kisah Nabi Nuh Membangun Sebuah Kapal
Nabi Nuh, seorang rasul yang diutus Allah untuk menyampaikan risalah kepada kaumnya yang telah jauh tersesat dari jalan kebenaran di suatu tempat yang sekarang disebut Irak. Di tengah masyarakat yang penuh kemaksiatan dan kemusyrikan, Nabi Nuh menyerukan mereka untuk kembali menyembah Allah dan meninggalkan perbuatan tercela. Namun, seruannya tak digubris, malah mereka mengejek dan menghinanya.
Allah kemudian memerintahkan Nabi Nuh untuk membangun sebuah kapal besar untuk menyelamatkan dirinya, keluarganya, dan sepasang hewan dari setiap jenis dari azab banjir besar yang akan menimpa kaumnya. Perintah ini diterima Nabi Nuh dengan penuh kepatuhan dan keimanan.
Membangun Kapal di Tengah Cemoohan
Setelah menerima perintah ini, Nabi Nuh mulai menanam pohon berjenis Jati dan menunggunya selama seratus tahun. Kemudian, ia mengolah kayu dari pohon-pohon tersebut selama seratus tahun untuk membuat sebuah kapal. Ada juga yang mengatakan bahwa proses pembuatan kapal ini hanya memakan waktu 40 tahun.
Kapal ini dibuat dengan menggabungkan papan-papan kayu menggunakan paku. Allah sendiri yang mengarahkan Nabi Nuh dalam proses pembuatan kapalnya.
Nabi Nuh memulai pembangunan kapal dengan tekun, dibantu oleh beberapa pengikutnya yang setia. Kapal itu dibuat dengan ukuran yang sangat besar, sesuai dengan instruksi Allah.
Pembangunan kapal membutuhkan waktu yang lama, bertahun-tahun. Di tengah prosesnya, banyak rintangan dan cobaan yang dihadapi Nabi Nuh dan para pengikutnya. Mereka diejek, dicemooh, dan bahkan diancam oleh kaumnya yang tak percaya. Namun, Nabi Nuh tak goyah sedikitpun. Ia terus membangun kapal dengan penuh keteguhan iman dan kesabaran.
Masuknya Hewan ke Kapal
Ketika kapal telah selesai, Allah memerintahkan Nabi Nuh untuk memasukkan sepasang hewan dari setiap jenis ke dalam kapal. Hewan-hewan itu datang dengan berpasangan, mengikuti perintah Allah dengan patuh. Kapal itu pun penuh dengan berbagai macam hewan, dari yang besar hingga yang kecil.
Ukuran dan Tingkatan Bahtera Nuh merupakan kapal angkut bertingkat pertama di dunia (3 tingkat). Panjang kapal Nuh adalah 1200 Kubit dan lebarnya 600 Kubit dan mempunyai 3 lapisan. Tingkat pertama diletakkan binatang-binatang liar dan yang sudah dijinakkan, tingkat kedua ditempatkan manusia, dan tingkat ketiga untuk burung-burung.
Banjir Besar dan Penyelamatan
Hujan deras turun tanpa henti selama berhari-hari, air bah pun mulai naik dengan cepat. Orang-orang yang tadinya mengejek Nabi Nuh mulai panik dan ketakutan. Mereka berlari mencari tempat berlindung, namun air bah tak terbendung.
Nabi Nuh dan pengikutnya yang telah berada di dalam kapal merasa tenang dan aman. Kapal itu terapung di atas air bah yang dahsyat, mengantarkan mereka menuju keselamatan. Kaum yang tak percaya hanya bisa pasrah menerima azab Allah.
Kapal Mendarat dan Awal Baru
Setelah beberapa lama, air bah mulai surut dan kapal pun mendarat di sebuah gunung. Nabi Nuh dan para pengikutnya keluar dari kapal dengan penuh rasa syukur kepada Allah. Mereka memulai kehidupan baru di bumi yang telah dibersihkan dari orang-orang yang zalim dan fasik.
Kisah Nabi Nuh dan Kapal Besarnya merupakan kisah yang penuh dengan hikmah dan pelajaran. Kisah ini menunjukkan kepada kita tentang ketaatan, kesabaran, dan keteguhan iman Nabi Nuh dalam menghadapi cobaan. Kisah ini juga menjadi pengingat bahwa Allah memiliki kuasa atas segala sesuatu dan Dia akan membalas setiap perbuatan manusia, baik perbuatan baik maupun perbuatan buruk.
Komentar
Posting Komentar