Sejarah Asal Usul Pekalongan: Kota Batik yang Menawan di Jawa Tengah

 


Pekalongan, sebuah kabupaten yang terletak di Provinsi Jawa Tengah, Indonesia, adalah tempat yang kaya akan sejarah, budaya, dan keindahan alam. Dengan luas wilayah sebesar 836,13 km persegi, Pekalongan menawarkan berbagai daya tarik yang memikat hati setiap pengunjungnya.

Pekalongan dikenal dengan julukan "Kota Batik". Julukan ini bukan tanpa alasan. Pekalongan memiliki industri batik yang kuat dan telah menjadi bagian integral dari kehidupan masyarakatnya. Batik Pekalongan dikenal dengan corak dan motifnya yang khas dan variatif, menjadikannya salah satu produsen batik terbesar di Indonesia.

Pekalongan juga menawarkan berbagai destinasi wisata yang menarik, mulai dari wisata sejarah hingga wisata alam yang masih sangat asri. Beberapa tempat wisata populer di Pekalongan antara lain Curug Bajing, Black Canyon, Telaga Sigebyar, dan Curug Muncar.


Arti Nama dan Asal Usul

Nama "Pekalongan" memiliki makna yang mendalam dan unik, yang mencerminkan sejarah dan budaya kota ini. Nama ini berasal dari kata "Pek-Along-An", yang dalam bahasa Jawa berarti "Pendapatan" atau "Pengangsalan". Kata ini mencerminkan sejarah daerah ini sebagai pusat perdagangan yang makmur.

Menurut legenda, nama "Pekalongan" juga erat kaitannya dengan kisah Joko Bau, putra Kyai Cempaluk, yang dikenal sebagai pahlawan di kawasan Pekalongan. Joko Bau adalah seorang pelayan yang setia kepada Sultan Agung, Raja Mataram. Suatu ketika, ia diperintahkan oleh Sultan untuk membawa Putri Ratansari dari Kalisalak Batang ke istana. Namun, Joko Bau jatuh cinta pada putri tersebut dan ketika sang raja mengetahui hal ini, Joko Bau dihukum.

Sebagai hukumannya, Joko Bau diminta untuk pergi dan mengamankan daerah pesisir yang diserang oleh bajak laut. Lalu, Joko Bau bersemedi di hutan Gambiran dan melakukan topo ngalong (bergelantungan seperti kelelawar atau kalong). Konon, tempat Joko Bau bersemedi tersebut kemudian dikenal sebagai Kota Pekalongan.


Pendiri dan Sejarah Berdirinya

Pekalongan, sebuah kabupaten yang kini berdiri megah di Provinsi Jawa Tengah, memiliki sejarah panjang yang melibatkan berbagai era dan tokoh penting. Kabupaten ini didirikan pada masa Mataram Islam, di bawah kepemimpinan Sultan Agung Hanyokrokusumo. Sultan Agung, yang dikenal sebagai pemimpin yang bijaksana dan berani, memainkan peran penting dalam pembentukan Pekalongan seperti yang kita kenal hari ini.

Namun, sejarah Pekalongan tidak dimulai dari Sultan Agung. Sejumlah jejak menunjukkan bahwa Pekalongan telah menjadi pemukiman sejak era Mataram Kuno. Ini menunjukkan bahwa wilayah ini telah lama dihuni dan memiliki sejarah yang kaya sebelum menjadi bagian dari Kerajaan Mataram Islam.

Salah satu tokoh penting dalam sejarah Pekalongan adalah Bahurekso, yang juga dikenal sebagai Joko Bahu. Menurut cerita rakyat, Bahurekso adalah pelayan setia Sultan Agung yang diperintahkan untuk membuka hutan di pantai utara. Dengan bantuan gurunya, Ki Ageng Cempaluk, Bahurekso berhasil membuka hutan tersebut, yang kemudian menjadi wilayah Pekalongan.

Pada tanggal 25 Agustus 1622, Sultan Agung mengangkat Pangeran Manduraraja sebagai Adipati Pekalongan. Tanggal ini kemudian dianggap sebagai tonggak utama berdirinya Kabupaten Pekalongan. Dengan demikian, sejarah berdirinya Pekalongan adalah perpaduan antara legenda dan fakta sejarah, yang mencerminkan kekayaan budaya dan sejarah wilayah ini.


Peninggalan Sejarah

Pekalongan, sebuah kabupaten yang bersejarah di Jawa Tengah, memiliki beberapa peninggalan sejarah yang menarik dan berharga. Dua di antaranya adalah Rumah Jabatan Bakorwil dan Masjid Agung Al-Jami'.

Rumah Jabatan Bakorwil, yang juga dikenal sebagai Gedung Bakorwil, adalah sebuah bangunan berarsitektur Eropa yang pernah digunakan sebagai rumah jabatan Residen Pekalongan. Bangunan ini terletak di kawasan Jetayu dan memiliki sejarah tersendiri bagi Kota Pekalongan. Gedung ini dibangun pada tahun 1850 dan memiliki luas lebih dari 5000 m. Bangunan ini bercirikan tembok tebal, langit-langit tinggi, bagian depan terdapat pilar-pilar besar serta pintu dan jendela yang berukuran besar. Gedung ini juga dikelilingi dengan halaman yang sangat luas serta banyak pepohonan yang membuat sejuk, adem dan asri.

Masjid Agung Al-Jami' Pekalongan adalah sebuah masjid bersejarah yang menjadi salah satu ciri khas Kota Pekalongan. Lokasi masjid ini berada di alun-alun kota Pekalongan. Mesjid ini dibangun pada tahun 1852 oleh Raden Arjo Wirijo Tumenggung Adinegoro, yang merupakan bupati Pekalongan ke-tiga. Arsitektur masjid ini merupakan gabungan antara gaya tradisional Jawa Tengah dengan Timur Tengah. Mesjid ini juga memiliki menara yang tingginya mencapai 27 meter.

Kedua peninggalan sejarah ini tidak hanya menjadi saksi bisu perkembangan Kota Pekalongan, tetapi juga menjadi simbol kebanggaan dan identitas bagi masyarakat Pekalongan. Mereka mengingatkan kita tentang masa lalu yang kaya dan beragam, serta memberikan inspirasi untuk masa depan yang lebih baik.

Pekalongan, dengan sejarah dan budayanya yang kaya, merupakan tempat yang menarik untuk dikunjungi. Dari industri batiknya yang terkenal hingga peninggalan sejarahnya yang menawan, Pekalongan menawarkan pengalaman yang tak terlupakan bagi setiap pengunjungnya. Demikianlah kisah ini diceritakan dari rangkuman beberapa sumber, segala kebenaran detailnya kita kembalikan kepada Allah, tuhan sang pemilik kisah kehidupan.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sejarah Asal Usul Suku Mentawai, Tertua di Indonesia, Warisan Budaya yang Menawan

Sejarah Asal Usul Pulau Sumatera, Pulau Emas yang Menawan di Nusantara