Cara Budidaya Tanaman Kedelai
Kedelai adalah komoditas penting di Indonesia dan digunakan dalam berbagai produk pangan. Rata-rata setiap tahunnya, kebutuhan kedelai di Indonesia mencapai 2,8 juta ton. Namun, produksi kedelai dalam negeri hanya mencapai 200.315 ton, yang hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan bulanan sebesar 248.626 ton. Oleh karena itu, Indonesia perlu mengimpor kedelai sebanyak kurang lebih 2,8 juta ton.
Sebanyak 90% dari total kebutuhan kedelai di Indonesia digunakan sebagai bahan pangan. Dari jumlah tersebut, sekitar 88% digunakan untuk produksi tahu dan tempe, 10% untuk pangan olahan lainnya seperti industri tepung dan pati, dan sisanya sebanyak 2% untuk benih.
Dengan demikian, kedelai memiliki peran penting dalam perekonomian dan pangan di Indonesia. Upaya untuk meningkatkan produksi kedelai dalam negeri sangat penting untuk memenuhi kebutuhan kedelai yang terus meningkat.
Berikut adalah beberapa varietas kedelai yang paling banyak diminati di Indonesia:
Anjasmoro merupakan salah satu varietas kedelai unggulan dalam negeri. Polong yang dihasilkan memiliki kualitas sama dengan kedelai impor. Ciri-ciri varietas anjasmoro seperti memiliki ukuran polong yang besar, warna polong kuning mengkilat dan umur panen 82-92 hari. Produktivitas varietas anjasmoro 2-2,3 ton per hektar.
Kedelai varietas Argomulyo merupakan kedelai introduksi dari Thailand dengan nama awalnya Nakho sawan. Kedelai jenis ini pertama kali dikembangkan oleh PT Nestle Indonesia pada tahun 1988.
Varietas Grobogan juga menjadi pilihan favorit bagi petani dan produsen tempe di Indonesia.
Wilis merupakan varietas kedelai yang paling populer dan diminati oleh para petani.
Varietas Ijen juga termasuk dalam daftar varietas kedelai unggulan di Indonesia.
Setiap varietas memiliki keunggulan dan karakteristiknya masing-masing, sehingga pemilihan varietas kedelai harus disesuaikan dengan kondisi lahan, musim tanam, dan serangan hama penyakit tanaman.
Berikut adalah panduan detail dan mendalam tentang cara budidaya tanaman kedelai:
1. Persiapan Lahan
Tanaman kedelai dapat tumbuh di berbagai jenis tanah dengan sistem pengairan dan aerasi tanah yang baik. Jika kedelai tumbuh di tanah tandus, wajib diberi pupuk organik, pupuk kandang, dan pengapuran. Curah hujan ideal untuk lahan budidaya kedelai sekitar 100-200 mm/bulan, dengan suhu berkisar 25-27℃. Lahan paling cocok untuk tanaman kedelai berada di ketinggian 0-900 mdpl dengan sinar matahari penuh minimal 10 jam sehari. Tanah yang akan digunakan haruslah dibajak atau dicangkul terlebih dahulu agar menjadi gembur.
2. Pemilihan Benih
Pilih benih unggul bersertifikat, atau benih dari tanaman yang sehat dengan produktivitas tinggi. Benih kedelai yang baik bisa didapatkan dari tanaman yang cukup tua dan sehat.
3. Penanaman
Agar terhindar dari hama dan jamur, baiknya benih diberi insektisida dan fungisida terlebih dahulu. Penanaman dilakukan dengan cara ditugal dengan diberi jarak 40x25 cm atau disesuaikan dengan kesuburan tanah.
4. Pemeliharaan Tanaman
Tanaman kedelai membutuhkan banyak air selama perkecambahan (0 sampai 5 hari setelah tanam), tahap vegetatif awal (15 sampai 20 hari), periode pembungaan (25 sampai 35 hari), dan pembentukan biji (55 sampai 70 hari). Penyiraman sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari. Gulma dihilangkan pada saat tanaman berumur 20-30 hari setelah disemai.
5. Panen
Panen biasanya dilakukan ketika tanaman berumur sekitar 90 hari. Pada saat ini, biji kedelai sudah matang dan siap untuk dipanen.
Dengan pengetahuan yang tepat dan pemeliharaan yang baik, budidaya tanaman kedelai bisa menghasilkan keuntungan ekonomi tinggi. Selamat mencoba!
Komentar
Posting Komentar