Kisah Hidup Nabi Yusuf, Mulai Lahir Hingga Wafat


Kelahiran Nabi Yusuf.

Di daerah Palestina, sekitar tahun 1745 SM, lahir seorang bayi laki-laki dari rahim Rahel, istri Nabi Yaqub. Bayi itu diberi nama Yusuf. Yusuf adalah putra pertama Rahel dan putra kesebelas Nabi Yaqub. Sebelum kelahiran Yusuf, Nabi Yaqub telah mengabdi selama 14 tahun tanpa upah kepada pamannya, Laban, sebagai syarat untuk dapat mempersunting Rahel, wanita yang sangat dicintainya. Setelah menikah, Rahel mengalami kesulitan untuk memiliki anak. Bertahun-tahun dia hidup dalam keadaan mandul. Namun, berkat anugerah Allah, Rahel akhirnya hamil dan melahirkan Yusuf, yang menjadi putra kesayangan Nabi Yaqub. 

Konon, Nabi Yusuf lahir ke dunia saat usia Nabi Yaqub telah uzur mencapai 91 tahun. Yusuf sangat disayangi oleh Nabi Yaqub dibandingkan anak lainnya karena selain pintar, Yusuf juga dianugerahi mukjizat oleh Allah. Kelahiran Yusuf membawa kebahagiaan besar bagi Nabi Yaqub dan Rahel. Yusuf tumbuh menjadi anak yang cerdas dan tampan. Ia juga dianugerahi kemampuan untuk menafsirkan mimpi, sebuah bakat yang nantinya akan memainkan peran penting dalam hidupnya.


Mimpi Nabi Yusuf.

Ketika masih kecil, Nabi Yusuf mengalami mimpi yang unik. Dalam mimpinya, Nabi Yusuf melihat bulan, matahari, dan 11 bintang bersujud kepadanya. Setelah terbangun dari tidurnya, Nabi Yusuf menceritakan mimpinya itu kepada ayahnya, Nabi Yaqub. Nabi Yaqub, yang memiliki kebijaksanaan dan pengetahuan yang mendalam, segera menyadari bahwa mimpi tersebut bukanlah mimpi biasa. Para ulama menafsirkan bahwa bulan dan matahari dalam mimpi Nabi Yusuf mengisyaratkan kedua orang tuanya. Adapun 11 bintang merujuk kepada jumlah saudara Yusuf yang sebanyak sebelas orang. Mimpi ini merupakan pertanda bahwa Allah telah mempersiapkan Yusuf untuk menjadi nabi. 

Nabi Yaqub memahami bahwa mimpi tersebut adalah wahyu yang diturunkan Allah kepada Yusuf. Oleh karena itu, Nabi Yaqub meminta Yusuf untuk tidak menceritakan mimpinya kepada saudara-saudaranya agar jangan sampai saudara-saudara Yusuf melakukan tipu daya yang sangat cerdik untuk mencelakainya. Mimpi ini juga menjadi peringatan tentang ketinggian posisi Nabi Yusuf. Jika dia mendapat kesulitan, dia tahu di balik kesulitan itu ada hasil yang baik. Sementara sujudnya bintang, matahari, dan bulan yang dilihat dia dalam mimpi sebagai perumpamaan atas kemuliaan diri Nabi Yusuf.


Nabi Yusuf Dibuang ke Dalam Sumur.

Yusuf adalah putra ketujuh dari anak Nabi Yaqub AS yang berjumlah dua belas orang. Yusuf dan saudara kandungnya, Bunyamin, menjadi pusat perhatian ayah mereka, Nabi Yaqub. Kedua anak ini lebih dimanjakan dan disayangi oleh ayah mereka dibandingkan dengan saudara-saudara mereka yang lain. Perlakuan ini membangkitkan rasa iri hati dan kecemburuan di antara saudara-saudara Yusuf yang lain. Mereka merasa bahwa diperlakukan tidak adil oleh ayah mereka. Karena kedengkian itu, mereka berencana untuk membunuh Yusuf atau membuangnya ke tempat yang sangat jauh. Mereka membujuk ayah mereka agar mengizinkan Yusuf pergi bermain dengan mereka. Meski sebelumnya ditolak karena kekhawatiran sang ayah, ayah mereka pun akhirnya memberi izin. 

Selama perjalanan, saudara-saudara Nabi Yusuf menghina dan mencacinya dengan tindakan juga ucapan. Kemudian, mereka bersepakat untuk memasukkannya ke sumur. Saudara Nabi Yusuf yang menyuruh membuangnya di sumur, berdasarkan beberapa pendapat, ada yang menyebutkan ia bernama Syam'un, Yahuza, atau Raubil. Mereka pun memaksa Nabi Yusuf sedemikian rupa hingga meminta beliau untuk menanggalkan pakaiannya. Pakaian tersebut digunakan mereka sebagai alibi untuk sang ayah bahwa Nabi Yusuf diserang oleh serigala. 

Setelah membuang Nabi Yusuf, saudara-saudaranya pulang dengan membawa baju Nabi Yusuf yang sudah dilumuri darah dan menangis di hadapan ayahnya, seolah-olah menangisi kepergian Nabi Yusuf. Namun, Allah berfirman dalam surat Yusuf ayat 17, bahwa mereka berkata: "Wahai ayah kami! Sesungguhnya kami pergi berlomba dan kami tinggalkan Yusuf di dekat barang-barang kami, lalu dia dimakan serigala; dan engkau tentu tidak akan percaya kepada kami, sekalipun kami berkata benar." Ayah mereka tidak lantas mempercayai kabar tersebut begitu saja setelah menyadari ada tanda-tanda meragukan. Sebab, sang ayah, Nabi Yaqub sendiri menyadari perselisihan di antara Nabi Yusuf dan saudaranya.


Nabi Yusuf Diperjualbelikan sebagai Budak.

Setelah ditinggalkan oleh saudara-saudaranya di dalam sumur, Yusuf berada dalam keadaan yang sangat sulit. Ia berada di dalam sumur itu seorang diri, diliputi oleh kegelapan dan kesunyian yang mencekam. Ia hanya dapat melihat bayangan tubuhnya dalam air yang cetek di bawah kakinya. Tiga hari berselang, sejak Yusuf dilemparkan ke dalam sumur, dan belum nampak tanda-tanda yang memberi harapan baginya dapat keluar dari kurungannya. Bahaya kelaparan sudah mulai membayangi dan sudah nyaris berputus asa ketika sekonyong-konyong terdengar olehnya suara sayup-sayup. Ternyata apa yang terdengar oleh Yusuf, ialah suara-suara yang timbul oleh sebuah kafilah yang sedang berhenti di sekitar sumur, di mana ia terkurung untuk beristirehat sambil mencari air untuk diminum bagi mereka dan binatang-binatang mereka. 

Sejurus kemudian dilihat oleh Yusuf sebuah gayung turun ke bawah dan begitu terjangkau oleh tangannya dipeganglah kuat-kuat gayung itu yang kemudian ditarik ke atas oleh sang musafir. Para musafir yang berada di kafilah itu terperanjat dan takjub ketika melihat bahawa yang memberatkan gayung itu bukannya air, tetapi manusia hidup berparas tampan, bertubuh tegak dan berkulit putih bersih. Mereka berunding apa yang akan diperbuat dengan hamba Allah yang telah diketemukan di dalam dasar sumur itu. Akhirnya bersepakatlah mereka untuk dibawa ke Mesir dan dijual di sana sebagai hamba sahaya dengan harga, yang menurut tafsiran mereka akan mencapai harga yang tinggi, karena tubuhnya yang baik dan parasnya yang tampan. Seorang Menteri Kerajaan Mesir bernama Kiftir lah yang akhirnya membeli Yusuf untuk diberikan kepada istrinya, Zulaikha. Yusuf diterima di rumahnya, sesuai dengan pesanan suaminya, dan dilayan sebagai salah seorang daripada anggota keluarganya dan sesekali tidak diperlakukannya sebagai hamba belian.


Nabi Yusuf Digoda oleh Istri Tuannya.

Yusuf, yang tumbuh menjadi pemuda tampan, digoda oleh istri tuannya, Zulaikha. Zulaikha adalah istri dari seorang menteri kerajaan Mesir yang bernama al-Aziz. Zulaikha adalah wanita yang cantik, berkedudukan tinggi, dan kaya raya. Dia sangat terpikat oleh kegantengan dan kebaikan Yusuf. Dia sering mencoba menggoda Yusuf dengan berbagai cara. Dia bahkan pernah menutup pintu kamar dan mengajak Yusuf untuk melakukan hal yang tidak senonoh. Namun, Yusuf menolak godaan tersebut dan memilih untuk tetap berpegang teguh pada ajaran agamanya. Yusuf selalu mengutamakan ketaatan pada Allah. Sebagai manusia biasa, Yusuf pasti memiliki hasrat dan nafsu layaknya laki-laki normal lainnya. Namun, dia selalu mampu menahan diri dan tidak tergoda.

Ketika Zulaikha menarik baju Yusuf dari belakang hingga robek, suami Zulaikha, al-Aziz, datang dan memergoki keduanya. Zulaikha yang enggan diketahui perbuatannya lantas menuduh Nabi Yusuf. Merasa terpojok dengan tuduhan tersebut, Yusuf membela diri dan berkata sejujurnya.

Nabi Yusuf menghadapi tuduhan tersebut dengan penuh keteguhan dan kejujuran. Ketika Zulaikha menuduh Yusuf mencoba merayunya, Yusuf dengan tegas membantah tuduhan tersebut. Ia mengatakan bahwa Zulaikha lah yang mendekatinya dan mencoba menggodanya.

Untuk membuktikan siapa yang benar, Al-‘Aziz meminta pendapat dari keluarga istri Al-‘Aziz. Mereka mengatakan bahwa jika bajunya robek dari depan, maka Nabi Yusuf lah yang bersalah. Namun, baju Yusuf robek dari belakang, menunjukkan bahwa Zulaikha lah yang mencoba merayunya.

Meski demikian, Yusuf tetap dihukum dan dikirim ke penjara. Namun, Yusuf tetap teguh dan sabar menghadapi cobaan ini. Ia tetap berpegang teguh pada ajaran agamanya dan tidak pernah berputus asa.

Cerita tentang cinta mendalam Zulaikha kepada Yusuf menyebar luas, menjadi bahan pembicaraan dan olok-olok di kalangan tetangga dan teman wanitanya. Mereka menganggap perasaan Zulaikha sebagai obsesi yang berlebihan. Menjawab hal tersebut, Zulaikha memutuskan untuk mengambil langkah berani. Dia mengundang para teman wanita dan tetangganya ke rumahnya, dengan tujuan agar mereka dapat melihat sendiri betapa tampannya Yusuf dan memahami alasan dia jatuh cinta. Para tetangga datang ke rumah Zulaikha, mereka duduk dan diberikan pisau untuk memotong buah. Kemudian, dengan sengaja, Zulaikha memanggil Yusuf untuk hadir di depan para tamu. Saat Yusuf muncul, semua mata tertuju padanya. Para tamu terpesona oleh ketampanan Yusuf. Mereka bahkan lupa bahwa mereka sedang memegang pisau dan tanpa sadar memotong jari mereka sendiri karena terpesona oleh keindahan Yusuf.


Nabi Yusuf Dimasukkan ke Dalam Penjara.

Di dalam penjara, Yusuf bertemu dengan dua tahanan lain yang bermimpi dan meminta tafsir. Salah satunya adalah pelayan raja yang dipenjara karena tuduhan mencoba meracuninya.

Pelayan raja tersebut bermimpi bahwa ia memeras anggur. Mimpi ini membuatnya merasa bingung dan resah. Ia kemudian mendekati Yusuf dan meminta bantuan untuk menafsirkan mimpinya. Yusuf, yang dikenal sebagai penafsir mimpi yang handal, memberi tafsir bahwa pelayan raja akan dibebaskan dan kembali melayani raja.

Tahanan yang lain bermimpi bahwa ia membawa roti di atas kepalanya yang akan dimakan burung-burung. Yusuf memberi tafsir bahwa tahanan tersebut akan dihukum mati. Kedua tafsiran ini kemudian terbukti benar.


Nabi Yusuf Menafsirkan Mimpi Sang Raja.

Di dalam penjara, Yusuf dikenal sebagai penafsir mimpi yang handal. Kemampuan ini akhirnya membawanya ke hadapan raja, yang meminta Yusuf menafsirkan mimpinya.

Pada suatu hari, Raja Mesir bermimpi aneh. Dalam mimpi tersebut, Raja Mesir melihat tujuh ekor sapi betina yang gemuk dimakan oleh tujuh ekor sapi betina yang kurus. Selain itu, ia juga melihat tujuh bulir gandum yang hijau dan tujuh bulir gandum yang kering.

Raja Mesir merasa gelisah dan penasaran dengan mimpi tersebut, sehingga ia memanggil semua orang cerdik pandai dan pembesar-pembesar kerajaannya untuk menafsirkan mimpi tersebut. Namun, tidak ada satupun dari mereka yang mampu menafsirkan mimpi tersebut.

Pada saat itulah, seorang pelayan raja yang mimpinya pernah ditafsirkan oleh Nabi Yusuf teringat kepada Nabi Yusuf. Pelayan tersebut kemudian mendatangi Nabi Yusuf dan memanggilnya ke hadapan raja. Raja kemudian menceritakan mengenai mimpi yang dilihatnya saat terlelap.

Yusuf kemudian menafsirkan mimpi raja tersebut. Ia menjelaskan bahwa tujuh sapi gemuk dalam mimpi raja melambangkan tujuh tahun masa subur. Sedangkan tujuh sapi kurus melambangkan tujuh tahun masa sulit yang akan datang. Yusuf juga memberikan solusi untuk menghadapi masa sulit tersebut. Ia menyarankan agar hasil panen di masa subur disimpan sebagai bekal untuk bertahan di masa sulit yang akan datang.

Setelah berhasil menafsirkan mimpi raja, Yusuf akhirnya dibebaskan dari penjara. Raja yang puas mendengar penjelasan tentang mimpinya kemudian memerintahkan pengawalnya agar membebaskan Nabi Yusuf. Yusuf pun dibebaskan dan kemudian diangkat menjadi bendahara kerajaan oleh sang Raja Mesir.


Nabi Yusuf Memperoleh Kedudukan Tinggi dan Bertemu Kembali dengan Keluarganya.

Setelah berhasil menafsirkan mimpi sang raja, Yusuf diberikan kedudukan tinggi di kerajaan Mesir. Ia diberi tugas mengurus hal-hal yang berkenaan dengan gudang penyimpanan. Yusuf pun memulai dakwahnya di jalan Allah Yang Maha Esa dari panggung kekuasaan.

Setelah bertahun-tahun terpisah, Yusuf akhirnya dapat bertemu kembali dengan keluarganya. Sepuluh saudara Nabi Yusuf mendatangi Mesir untuk minta bantuan persediaan makanan. Mereka datang ke Mesir tanpa mengetahui bahwa orang yang akan mereka temui adalah adik mereka sendiri, Yusuf. Mereka bertemu dengan Yusuf dan meminta saudaranya membawa bajunya kepada ayahnya, Nabi Yakub. Yusuf mengenal mereka, sedang mereka tidak kenal (lagi) kepadanya.

Yusuf memberikan baju kepada saudaranya dan meminta mereka membawanya kepada ayahnya. Baju tersebut adalah bukti bahwa Yusuf masih hidup dan sekarang berada di Mesir. Dengan izin Allah, Nabi Yusuf dapat bertemu kembali dengan seluruh keluarganya, termasuk dengan ayahnya, Nabi Yaqub.

Pertemuan ini sangat emosional dan mengharukan. Yusuf dan ayahnya, Nabi Yaqub, saling merindukan selama bertahun-tahun. Mereka semua bersujud kepadanya, memenuhi mimpi yang pernah Yusuf lihat ketika masih kecil. Mimpi tersebut adalah pertanda bahwa Yusuf akan menjadi orang yang berpengaruh dan dihormati oleh banyak orang.


Pernikahan Nabi Yusuf dengan Zulaikha.

Setelah melewati masa sulit di penjara, Nabi Yusuf mendapatkan anugerah yang luar biasa. Ia diangkat menjadi perdana menteri di Negeri Mesir, sebuah posisi yang sangat terhormat. Dari seorang budak, kini ia menjadi pemimpin. Sementara itu, Zulaikha, wanita yang awalnya terpandang, mengalami nasib yang berbeda. Setelah kematian suaminya, Qithfir, ia menjadi wanita tua yang buta dan miskin. Zulaikha menjadi buta karena seringnya menangis memikirkan Nabi Yusuf.

Ketika terjadi paceklik di Negeri Mesir, Zulaikha, yang kini buta dan fakir, datang kepada Nabi Yusuf. Ia datang bersama pelayannya yang menuntunnya. Meski kecantikannya telah memudar, Nabi Yusuf masih mengenalinya. "Engkau Zulaikha?" tanya Nabi Yusuf. "Iya," jawab Zulaikha.

Nabi Yusuf bertanya lagi, "Bagaimana perasaan cintamu kepadaku sekarang?" Zulaikha menjawab, "Tetap tidak berubah. Meski kebutaan dan kefakiran menamparku, itu tidak terasa sakit karena kerinduanku kepadamu begitu besar." Mendengar jawaban itu, Nabi Yusuf memerintahkan para pembantunya, "Bawalah nenek ini ke rumahnya!"

Setelah para pembantunya membawa Zulaikha pergi, Nabi Yusuf bertanya, "Apa yang kau inginkan dariku?" Tiba-tiba, Malaikat Jibril datang dan berkata kepada Nabi Yusuf, "Hai Yusuf, sesungguhnya Allah telah menyuruhmu untuk menikahi Zulaikha." Mendengar perintah itu, Nabi Yusuf bertanya kepada Malaikat Jibril, "Bagaimana aku bisa menikahi dia, sementara dia seorang nenek-nenek yang buta?" Malaikat Jibril menjawab, "Sesungguhnya Allah akan mengembalikan penglihatannya dan kecantikannya."

Maka, pada saat itu, Nabi Yusuf menikahi Zulaikha dan Zulaikha masuk Islam di hadapannya. Allah mengembalikan lagi kecantikan dan penglihatan Zulaikha, dan ternyata dia lebih cantik daripada sebelumnya dan Nabi Yusuf mendapatkannya masih perawan. Dari pernikahannya dengan Zulaikha, Nabi Yusuf dikaruniai dua anak, yaitu Afratsim dan Maisy.

Namun, perlu dicatat bahwa kisah pernikahan Nabi Yusuf dan Zulaikha ini tidak disebutkan dalam Alquran maupun hadits. Kisah ini banyak diceritakan oleh para ahli tafsir dalam berbagai kitabnya.


Wafatnya Nabi Yusuf.

Wafatnya Nabi Yusuf merupakan akhir dari perjalanan hidup yang luar biasa dari seorang nabi yang telah menjalani hidup yang penuh dengan cobaan dan juga keberhasilan. Nabi Yusuf, yang dikenal karena kebijaksanaan dan ketabahannya, wafat setelah hidup selama sekitar 120 tahun.

Sebelum wafat, Allah menurunkan wahyu kepada Nabi Yusuf. Dalam wahyu tersebut, Allah memerintahkan Yusuf untuk menyerahkan cahaya dan hikmahnya kepada Babars bin Lewi bin Yakub. Lewi adalah salah satu dari dua belas anak Nabi Yakub dan saudara kandung Yusuf.

Dari situlah, Nabi Yusuf berpesan bahwa dari keturunan Lewi akan datang seorang bernama Musa yang akan menjadi penolongnya. Nabi Musa kemudian menjadi salah satu nabi yang paling penting dalam sejarah agama Islam, Yahudi, dan Kristen.

Kisah hidup Nabi Yusuf, dari lahir hingga wafat, adalah cerita tentang keimanan, ketabahan, dan kebijaksanaan. Meski menghadapi banyak cobaan dan tantangan, Nabi Yusuf tetap setia pada ajaran agamanya dan selalu berusaha melakukan yang terbaik. Demikianlah kisah ini diceritakan, semoga dapat menghibur dan menambah wawasan, WAllahu A’lam Bishawab.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sejarah Asal Usul Suku Mentawai, Tertua di Indonesia, Warisan Budaya yang Menawan

Sejarah Asal Usul Pulau Sumatera, Pulau Emas yang Menawan di Nusantara

Sejarah Asal Usul Pekalongan: Kota Batik yang Menawan di Jawa Tengah