Sejarah dan Legenda Asal Usul Suku Ternate

 


Di ujung utara Kepulauan Maluku, berdiri megah sebuah pulau yang dikenal dengan nama Ternate. Pulau ini, yang menjadi cikal bakal Suku Ternate, adalah sebuah permata yang tersembunyi di tengah lautan biru. Dengan gunung berapi Gamalama yang menjulang tinggi sebagai latar belakang, Pulau Ternate adalah rumah bagi suku yang kaya akan sejarah dan budaya.

Pada awal abad ke-13, pulau ini, yang dikenal sebagai Pulau Gapi, mulai dipenuhi oleh penduduk yang berasal dari Halmahera. Mereka adalah para pelarian yang mencari tempat yang aman dan damai, jauh dari konflik dan perang yang terjadi di tanah air mereka. Mereka membawa serta budaya, tradisi, dan pengetahuan mereka, dan dengan cepat, Pulau Gapi mulai berkembang dan menjadi pusat perdagangan yang ramai.

Di Pulau Gapi, terdapat empat kampung yang masing-masing dikepalai oleh seorang momole, atau kepala marga. Mereka adalah pemimpin yang bijaksana dan berani, yang memimpin rakyat mereka melalui masa-masa sulit dan tantangan. Mereka adalah yang pertama kali membuka pintu mereka untuk para pedagang yang datang dari berbagai penjuru, mencari rempah-rempah yang kaya dan beraroma.

Pedagang-pedagang ini datang dengan kapal-kapal mereka, membawa barang-barang dari tanah jauh, dan mereka tertarik oleh rempah-rempah yang tumbuh subur di Pulau Gapi. Mereka berdagang dengan penduduk setempat, dan dengan cepat, berita tentang kekayaan dan keramahan Pulau Gapi menyebar ke seluruh dunia.


Pembentukan Kerajaan.

Seiring berjalannya waktu, Pulau Gapi semakin ramai. Aktivitas perdagangan yang semakin meningkat membawa berbagai peluang, namun juga tantangan. Para pedagang dari berbagai penjuru datang untuk mencari rempah-rempah, namun demikian juga para perompak yang mengincar kekayaan pulau tersebut.

Dalam menghadapi ancaman ini, Momole Guna, pemimpin dari kampung Tobona, mengambil inisiatif. Dia melihat bahwa untuk melindungi pulau dan penduduknya, mereka membutuhkan organisasi yang lebih kuat dan terstruktur. Dengan demikian, dia mengadakan musyawarah, sebuah pertemuan antara pemimpin-pemimpin kampung, untuk membahas pembentukan suatu kerajaan.

Musyawarah ini berlangsung dengan penuh hikmat dan kebijaksanaan. Setelah berdiskusi dan mempertimbangkan berbagai aspek, akhirnya diputuskan untuk mengangkat seorang pemimpin tunggal sebagai raja. Pemimpin ini diharapkan dapat memimpin dan melindungi Pulau Gapi dan penduduknya dari berbagai ancaman.

Pada tahun 1257, Momole Ciko, pemimpin dari kampung Sampalu, terpilih dan diangkat menjadi raja pertama. Dia dikenal dengan gelar Baab Mashur Malamo, sebuah gelar yang mencerminkan kebijaksanaan dan keberanian. Dengan kepemimpinan Momole Ciko, kerajaan ini kemudian dikenal sebagai Kerajaan Gapi.

Kerajaan Gapi, yang berpusat di kampung Ternate, menjadi simbol persatuan dan kekuatan. Dengan struktur organisasi yang kuat dan pemimpin yang bijaksana, Kerajaan Gapi berhasil melindungi penduduknya dan memajukan perdagangan. Ini adalah awal dari sejarah panjang dan kaya Suku Ternate, sebuah suku yang terus berkembang dan beradaptasi dengan berbagai perubahan sepanjang sejarah.


Di bawah kepemimpinan beberapa generasi penguasa yang bijaksana dan berani, Kerajaan Gapi mengalami transformasi yang luar biasa. Dari sebuah kerajaan yang hanya berwilayahkan sebuah pulau kecil, Ternate, kemudian berkembang menjadi kerajaan yang berpengaruh dan terbesar di bagian timur Indonesia, khususnya Maluku.  Sehingga oleh penduduk setempat disebut juga sebagai Gam Lamo atau kampung besar. Pada masa ini, kerajaan ini belum bercorak Islam. Seiring dengan perkembangan dan popularitas kota Ternate, orang lebih suka menyebut kerajaan ini sebagai Kerajaan Ternate daripada Kerajaan Gapi. 

Penguasa-penguasa Ternate, dengan kebijaksanaan dan keberanian mereka, berhasil membangun kerajaan yang kuat dan stabil. Mereka memperluas wilayahnya, menjalin hubungan diplomatik dengan kerajaan-kerajaan lain, dan mempromosikan perdagangan dan pertukaran budaya. Dengan demikian, Ternate tidak hanya menjadi pusat kekuatan politik, tetapi juga pusat perdagangan dan budaya.

Pada masa jaya kekuasaannya, wilayah Kerajaan Ternate membentang luas, mencakup wilayah Maluku, Sulawesi bagian utara, timur dan tengah, hingga bagian selatan kepulauan Filipina. Bahkan, pengaruhnya merambah hingga sejauh Kepulauan Marshall di Pasifik. Ini adalah bukti dari kekuatan dan pengaruh Kerajaan Ternate, yang berhasil menjangkau berbagai penjuru.

Namun, perlu diingat bahwa pencapaian ini tidak datang dengan mudah. Ini adalah hasil dari kerja keras, kebijaksanaan, dan keberanian para penguasa Ternate, yang dengan gigih membangun dan mempertahankan kerajaan mereka. Mereka adalah contoh dari kekuatan dan ketahanan Suku Ternate, yang terus hidup dan berkembang hingga hari ini.


Pengaruh Islam dan Perubahan Struktur Kerajaan.

Pada pertengahan abad ke-15, terjadi perubahan besar dalam sejarah Kerajaan Gapi. Islam, agama yang telah menyebar luas di Nusantara, mulai diterima dan diadopsi secara total oleh kerajaan. Penerimaan ini bukan hanya sekadar perubahan simbolis, tetapi juga melibatkan penerapan syariat Islam dalam sistem hukum dan tata kelola kerajaan.

Sultan Zainal Abidin, pemimpin yang bijaksana dan berwawasan luas, memahami pentingnya perubahan ini. Dia melihat bahwa Islam bukan hanya agama, tetapi juga sebuah sistem nilai dan tata kelola yang dapat membawa kerajaan ke arah yang lebih baik. Dengan demikian, dia membuat keputusan bersejarah untuk meninggalkan gelar kolano dan menggantinya dengan gelar sultan, sebuah gelar yang lebih sesuai dengan identitas baru kerajaan sebagai kerajaan Islam.

Dengan perubahan ini, Kerajaan Gapi berubah menjadi Kesultanan Ternate. Ini bukan hanya perubahan nama, tetapi juga perubahan identitas dan struktur. Kesultanan Ternate menjadi salah satu dari empat kerajaan Islam di Kepulauan Maluku, dan merupakan salah satu kerajaan Islam tertua di Nusantara.

Perubahan ini memiliki dampak yang mendalam dan jangkauan yang luas. Dengan menerima Islam, Kesultanan Ternate tidak hanya memperkuat identitas dan struktur internalnya, tetapi juga membangun hubungan yang lebih kuat dengan kerajaan-kerajaan Islam lainnya di Nusantara dan di luar negeri. Ini membuka jalan bagi pertukaran budaya, pengetahuan, dan ide-ide baru, dan membantu Kesultanan Ternate untuk terus berkembang dan beradaptasi dengan perubahan zaman.


Warisan dan Pengaruh Suku Ternate Saat Ini.

Saat ini, takhta Kesultanan Ternate dipegang oleh Sultan Syarifuddin Bin Iskandar Muhammad Djabir Sjah. Beliau naik takhta pada tahun 2016, menggantikan Sultan Mudaffar Syah 2. Sultan Syarifuddin merupakan pemimpin yang bijaksana dan berwawasan luas, yang berkomitmen untuk mempertahankan warisan budaya dan sejarah Suku Ternate.

Suku Ternate, di bawah kepemimpinan Sultan Syarifuddin, terus mempertahankan dan merayakan warisan budaya dan sejarah mereka. Salah satu contoh paling nyata dari ini adalah tarian khas etnis Ternate, Soya-soya. Tarian ini adalah simbol dari kekuatan dan ketahanan Suku Ternate, dan merupakan bagian integral dari perayaan dan upacara adat mereka.

Namun, warisan Suku Ternate tidak hanya terbatas pada tarian dan upacara adat. Mereka juga terus mempertahankan mata pencaharian tradisional mereka sebagai petani dan nelayan. Dengan menanam padi, sayur mayur, kacang-kacangan, ubi kayu, dan ubi jalar, mereka memastikan bahwa tradisi pertanian mereka tetap hidup dari generasi ke generasi.

Selain itu, Suku Ternate juga dikenal sebagai penanam tanaman keras seperti cengkih, kelapa dan pala. Tanaman-tanaman ini tidak hanya penting bagi ekonomi lokal, tetapi juga memiliki nilai budaya dan sejarah yang mendalam. Mereka adalah simbol dari kekayaan dan kemakmuran Suku Ternate, dan merupakan bagian penting dari identitas mereka.

Dengan demikian, Suku Ternate adalah contoh luar biasa dari suku yang berhasil mempertahankan warisan budaya dan sejarah mereka, sambil tetap beradaptasi dengan perubahan zaman. Mereka adalah simbol dari kekuatan dan ketahanan, dan merupakan sumber inspirasi bagi kita semua. Demikianlah kisah ini diceritakan, segala kebenaran detailnya kita kembalikan kepada Allah, tuhan pemilik kisah kehidupan.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sejarah Asal Usul Suku Mentawai, Tertua di Indonesia, Warisan Budaya yang Menawan

Sejarah Asal Usul Pulau Sumatera, Pulau Emas yang Menawan di Nusantara

Sejarah Asal Usul Pekalongan: Kota Batik yang Menawan di Jawa Tengah