Kisah Pertanda Akhir Jaman (Kiamat) Menurut Sabda Rosulullah
Sesungguhnya, hari Kiamat adalah
sebuah keniscayaan yang pasti akan tiba, sebuah hari di mana seluruh alam
semesta akan hancur dan manusia akan dibangkitkan untuk mempertanggungjawabkan
segala amal perbuatannya. Mengenai kapan pastinya hari agung itu akan terjadi,
tidak ada satu makhluk pun yang mengetahuinya, bahkan para malaikat terdekat
dengan Allah maupun para Nabi dan Rosul yang diutus Nya. Ilmu tentang waktu
Kiamat adalah murni hak prerogatif Allah, Sang Maha Mengetahui segala yang gaib
dan yang nyata.
Meskipun demikian, Rosulullah,
sebagai Nabi terakhir dan pembawa rahmat bagi seluruh alam, telah diberikan
pengetahuan oleh Allah mengenai tanda-tanda yang akan mendahului datangnya hari
Kiamat tersebut. Tanda-tanda ini bukanlah untuk membuat umatnya hidup dalam
ketakutan yang melumpuhkan atau keputusasaan yang tak berujung. Sebaliknya,
informasi mengenai pertanda akhir zaman ini dimaksudkan sebagai sebuah
peringatan dini, agar umat manusia senantiasa waspada dan mempersiapkan diri
dengan sebaik-baiknya.
Dengan mengetahui tanda-tanda
ini, diharapkan kaum Muslimin akan semakin terdorong untuk meningkatkan
kualitas iman dan taqwa mereka. Mereka akan lebih giat dalam beramal shalih,
menjauhi segala bentuk kemaksiatan, dan senantiasa berpegang teguh pada ajaran
Islam yang murni. Pengetahuan ini juga bertujuan agar manusia tidak lalai dan
terlena dengan gemerlap kehidupan dunia yang fana, serta selalu mengingat bahwa
kehidupan akhirat adalah tujuan yang hakiki dan abadi.
Oleh karena itu, memahami
tanda-tanda Kiamat sebagaimana yang disabdakan Rosulullah menjadi sangat
penting, bukan untuk berspekulasi tentang kapan tepatnya Kiamat akan terjadi,
melainkan untuk melakukan introspeksi diri. Ini adalah panggilan untuk kembali
kepada jalan yang lurus, memperbaiki hubungan dengan Allah (habluminAllah) dan
hubungan dengan sesama manusia (habluminannas), serta mempersiapkan bekal
terbaik untuk menghadapi hari perhitungan yang tak terhindarkan.
Di antara tanda-tanda kecil
(Sughra) yang telah banyak disabdakan oleh Rosulullah adalah fenomena yang
berkaitan erat dengan kemerosotan ilmu agama dan dekadensi moral di tengah
masyarakat. Rosulullah mengabarkan bahwa menjelang akhir zaman, ilmu agama akan
dicabut dari muka bumi. Pencabutan ilmu ini bukanlah dengan cara
menghilangkannya dari kitab-kitab, melainkan dengan diwafatkannya para ulama, orang-orang
shalih yang menjadi pewaris para Nabi. Ketika para ulama telah tiada, maka
orang-orang akan mengangkat pemimpin-pemimpin dari kalangan orang-orang bodoh.
Pemimpin-pemimpin jahil ini akan memberikan fatwa tanpa ilmu, sehingga mereka
sendiri sesat dan menyesatkan banyak orang.
Bersamaan dengan hilangnya ilmu,
kebodohan akan merajalela dan menjadi pemandangan umum. Perbuatan-perbuatan
maksiat yang dahulu dianggap tabu dan memalukan akan dilakukan secara
terang-terangan dan bahkan dianggap sebagai hal yang biasa. Rosulullah
menyebutkan bahwa perzinaan akan meluas dan dilakukan tanpa rasa malu. Minuman
keras (khamr) akan diminum secara bebas di mana-mana, dan orang-orang akan
menamainya dengan nama-nama lain untuk mengelabui hukum atau agar terlihat tidak
berdosa, padahal hakikatnya tetaplah minuman yang memabukkan dan diharamkan.
Fenomena lain yang menjadi
sorotan adalah keadaan kaum wanita. Rosulullah bersabda bahwa akan banyak
wanita yang berpakaian tetapi hakikatnya telanjang. Ini bisa diartikan sebagai
wanita yang mengenakan pakaian yang tipis sehingga menampakkan kulitnya, atau
pakaian yang ketat sehingga membentuk lekuk tubuhnya, ataupun pakaian yang
tidak menutup aurat secara sempurna. Mereka berlenggak-lenggok untuk menarik
perhatian, dan kepala mereka dihias sedemikian rupa laksana punuk unta yang
miring. Wanita-wanita seperti ini diancam tidak akan mencium bau surga, apalagi
memasukinya.
Selain itu, akan terjadi
ketidakseimbangan jumlah antara pria dan wanita, di mana jumlah wanita akan
jauh lebih banyak dibandingkan pria, hingga perbandingannya bisa mencapai satu
pria berbanding lima puluh wanita. Ini bisa disebabkan oleh banyaknya
peperangan yang merenggut nyawa kaum lelaki atau faktor-faktor lain yang hanya Allah
yang Maha Mengetahui sebab pastinya. Semua ini menunjukkan betapa nilai-nilai
luhur agama dan moralitas akan terkikis sedikit demi sedikit seiring
berjalannya waktu menuju akhir zaman.
Selain kemerosotan ilmu dan
moral, Rosulullah juga mengabarkan tentang perubahan dalam tatanan sosial dan
fenomena alam sebagai bagian dari tanda-tanda kecil Kiamat. Salah satu yang
paling menonjol adalah disia-siakannya amanah. Ketika amanah tidak lagi dijaga
dan diemban dengan baik, maka tunggulah saat kehancuran. Ini berarti bahwa
kepercayaan akan hilang, tanggung jawab akan diabaikan, dan urusan-urusan akan
diserahkan kepada orang-orang yang bukan ahlinya, sehingga menyebabkan
kerusakan dan kekacauan dalam masyarakat.
Waktu juga akan terasa berlalu
begitu cepat. Rosulullah menggambarkan bahwa setahun akan terasa seperti
sebulan, sebulan terasa seperti sepekan, sepekan terasa seperti sehari, dan
sehari terasa seperti satu jam, bahkan satu jam terasa seperti menyalakan api
dari pelepah kurma. Fenomena ini bisa diartikan secara harfiah bahwa perputaran
waktu memang dipercepat, atau bisa juga diartikan secara kiasan bahwa
keberkahan waktu telah dicabut, sehingga waktu terasa singkat dan tidak banyak
amal kebaikan yang bisa dilakukan di dalamnya. Kesibukan duniawi yang
melalaikan membuat manusia tidak menyadari betapa cepatnya usia mereka berlalu.
Dalam aspek ekonomi dan
pembangunan, Rosulullah menyebutkan bahwa pasar-pasar akan menjadi sangat
berdekatan. Ini bisa dimaknai dengan mudahnya akses terhadap pusat-pusat
perbelanjaan atau maraknya aktivitas perdagangan hingga tidak ada lagi jarak
yang berarti antar pasar. Kemudian, manusia akan berlomba-lomba dalam
meninggikan bangunan. Orang-orang yang dahulunya miskin dan papa, para
penggembala kambing yang tidak beralas kaki dan bertelanjang dada, tiba-tiba menjadi
kaya raya dan saling berbangga-bangga dengan kemegahan gedung-gedung pencakar
langit yang mereka bangun.
Dari sisi fenomena alam dan
sosial, akan banyak terjadi gempa bumi di berbagai belahan dunia. Fitnah
(kekacauan, perselisihan, ujian berat) akan merajalela dan pembunuhan akan
meningkat pesat, hingga seorang pembunuh tidak tahu mengapa ia membunuh, dan
orang yang terbunuh tidak tahu mengapa ia dibunuh. Manusia tidak lagi peduli
dari mana mereka mendapatkan harta, apakah dari jalan yang halal ataukah dari
jalan yang haram. Semua ini adalah gambaran suram tentang kondisi dunia yang
semakin mendekati penghujungnya, sebagai pengingat bagi orang-orang yang
beriman untuk selalu waspada dan memperbaiki diri.
Sebelum tanda-tanda besar Kiamat
yang lebih mengerikan datang silih berganti, Allah dengan rahmat Nya akan
memunculkan seorang pemimpin yang adil dan bijaksana. Sosok ini dikenal dengan
sebutan Al-Mahdi. Rosulullah telah mengabarkan dalam banyak hadisnya mengenai
kedatangan Al-Mahdi sebagai salah satu pertanda akan dekatnya hari akhir.
Beliau akan berasal dari keturunan Nabi Muhammad, dari garis nasab Fatimah
Az-Zahra, putri Rosulullah. Nama beliau akan menyerupai nama Rosulullah, yaitu
Muhammad bin Abdullah.
Al-Mahdi akan muncul di akhir
zaman ketika dunia telah dipenuhi dengan kezaliman, kesewenang-wenangan, dan
ketidakadilan. Kehadirannya akan menjadi secercah harapan bagi umat manusia
yang merindukan keadilan dan kedamaian. Beliau akan memimpin umat Islam dan
memenuhi bumi ini dengan keadilan dan kemakmuran, sebagaimana sebelumnya bumi
dipenuhi dengan kezaliman dan penindasan. Masa pemerintahannya akan membawa
keberkahan, di mana langit akan menurunkan hujannya dengan deras dan bumi akan
mengeluarkan tumbuh-tumbuhannya dengan subur.
Meskipun terdapat berbagai
pandangan mengenai detail kemunculan dan masa kepemimpinan Al-Mahdi, mayoritas
ulama Ahlus Sunnah wal Jamaah meyakini bahwa kemunculan Al-Mahdi adalah sebuah
kebenaran yang pasti akan terjadi. Beliau bukanlah seorang nabi baru, melainkan
seorang pemimpin agung yang akan menegakkan kembali syariat Islam yang dibawa
oleh Nabi Muhammad. Kehadirannya akan mempersatukan umat Islam yang
tercerai-berai dan memimpin mereka dalam menghadapi berbagai fitnah dan
tantangan akhir zaman.
Kemunculan Al-Mahdi ini seringkali
dikaitkan sebagai periode transisi sebelum datangnya fitnah terbesar, yaitu
kemunculan Dajjal. Di masa kepemimpinan Al-Mahdi inilah, umat Islam akan
menikmati masa keemasan yang singkat namun penuh berkah, sebelum akhirnya diuji
dengan ujian-ujian yang lebih dahsyat. Keberadaan Al-Mahdi menjadi penanda
bahwa dunia benar-benar telah berada di ambang pintu gerbang tanda-tanda besar
Kiamat.
Setelah serangkaian tanda-tanda
kecil dan kemunculan Al-Mahdi, akan datanglah salah satu tanda besar Kiamat yang
paling ditakuti dan paling sering diperingatkan oleh Rosulullah, yaitu
kemunculan Dajjal. Tidak ada satu Nabi pun sejak zaman Nabi Adam hingga Nabi
Muhammad, melainkan telah memperingatkan umatnya akan bahaya fitnah Dajjal. Ini
menunjukkan betapa besar dan dahsyatnya ujian yang akan dibawa oleh makhluk
terkutuk ini.
Dajjal adalah seorang manusia
dari keturunan Adam, yang akan muncul dari arah timur, dari daerah Khurasan
atau Isfahan. Rosulullah telah menjelaskan ciri-ciri fisiknya dengan cukup
detail. Ia adalah seorang pemuda yang berambut keriting, matanya yang kanan
buta menonjol seperti buah anggur yang mengapung, sedangkan mata kirinya juga
memiliki kecacatan. Di antara kedua matanya, atau di dahinya, tertulis huruf
Kaf-Fa-Ra yang berarti kafir, yang dapat dibaca oleh setiap orang mukmin, baik
yang bisa membaca maupun yang buta huruf.
Fitnah Dajjal begitu besar karena
Allah memberinya kemampuan-kemampuan luar biasa yang dapat menipu dan
menyesatkan banyak manusia. Dajjal akan mengaku sebagai tuhan. Ia akan membawa
sesuatu yang menyerupai surga dan neraka; surga yang dibawanya hakikatnya
adalah neraka, dan neraka yang dibawanya hakikatnya adalah surga. Ia dapat
memerintahkan langit untuk menurunkan hujan, dan langit pun akan menurunkan
hujannya. Ia dapat memerintahkan bumi untuk menumbuhkan tanaman, dan bumi pun
akan menumbuhkan tanamannya. Ia dapat mengeluarkan harta karun dari perut bumi,
dan harta karun itu akan mengikutinya seperti sekelompok lebah.
Dajjal akan menjelajahi seluruh
pelosok bumi dengan sangat cepat, seperti awan yang ditiup angin, kecuali dua
kota suci, yaitu Mekah dan Madinah, yang dijaga oleh para malaikat sehingga
Dajjal tidak dapat memasukinya. Ia akan menebarkan fitnahnya selama empat puluh
hari; hari pertama seperti setahun, hari kedua seperti sebulan, hari ketiga
seperti sepekan, dan hari-hari sisanya seperti hari-hari biasa. Untuk
menghadapi fitnah Dajjal, Rosulullah mengajarkan umatnya untuk berlindung
kepada Allah, membaca sepuluh ayat pertama atau terakhir dari Surat Al-Kahfi, dan
sebisa mungkin menjauhinya.
Di tengah puncak fitnah Dajjal
yang menyesatkan dan meresahkan seluruh penduduk bumi, Allah dengan rahmat dan
kekuasaan Nya akan menurunkan Nabi Isa putra Maryam dari langit. Turunnya Nabi
Isa adalah salah satu tanda besar Kiamat yang telah disepakati kebenarannya
oleh umat Islam berdasarkan Al-Quran dan hadis-hadis Rosulullah yang shahih.
Kembalinya Nabi Isa ke dunia bukanlah sebagai Nabi yang membawa syariat baru,
melainkan untuk menjadi pengikut syariat Nabi Muhammad dan menjadi hakim yang
adil.
Nabi Isa akan turun di waktu
Subuh, di menara putih sebelah timur kota Damaskus, Suriah. Beliau akan turun
di antara dua helai pakaian yang dicelup dengan wars dan zafaran (pewarna
kuning atau kemerahan), dengan meletakkan kedua telapak tangannya pada sayap
dua malaikat. Ketika beliau menundukkan kepalanya, akan meneteslah keringat,
dan ketika beliau mengangkat kepalanya, akan berjatuhanlah keringatnya laksana
mutiara. Setiap orang kafir yang mencium nafasnya akan mati, dan nafasnya
mencapai sejauh pandangan matanya.
Tugas utama Nabi Isa setelah
turun ke bumi adalah untuk membunuh Dajjal. Beliau akan mencari Dajjal dan
akhirnya menemukannya di pintu Lud (sebuah daerah di Palestina). Ketika Dajjal
melihat Nabi Isa, ia akan meleleh seperti garam yang larut dalam air. Kemudian,
Nabi Isa akan membunuhnya dengan tombaknya, dan memperlihatkan darah Dajjal
pada tombaknya kepada manusia. Dengan terbunuhnya Dajjal, berakhirlah fitnah
terbesarnya, dan kaum Muslimin akan meraih kemenangan atas pertolongan Allah.
Setelah membunuh Dajjal, Nabi Isa
akan menghancurkan salib-salib, membunuh babi-babi, dan menghapuskan jizyah
(pajak yang dikenakan pada Ahli Kitab yang hidup di bawah perlindungan negara
Islam). Ini menandakan bahwa tidak ada lagi agama yang diterima selain Islam.
Di masa kepemimpinan Nabi Isa, dunia akan dipenuhi dengan keadilan, keamanan,
dan kemakmuran yang luar biasa. Harta akan melimpah ruah hingga tidak ada lagi
orang yang mau menerima sedekah. Semua permusuhan dan kebencian akan hilang,
bahkan singa akan hidup berdampingan dengan unta, dan anak kecil akan bermain
dengan ular tanpa rasa takut. Nabi Isa akan hidup di bumi selama beberapa
waktu, menikah, memiliki keturunan, kemudian wafat dan dishalatkan oleh kaum
Muslimin.
Setelah masa damai di bawah
kepemimpinan Nabi Isa dan setelah beliau wafat, akan muncul tanda-tanda besar
Kiamat lainnya secara beruntun. Salah satunya adalah keluarnya Yajuj dan Majuj.
Mereka adalah dua bangsa atau suku keturunan Yafits bin Nuh yang sangat banyak
jumlahnya dan terkenal dengan sifat perusak mereka. Dahulu, mereka dikurung
oleh Dzulqarnain di balik sebuah dinding besi yang sangat kuat. Namun,
menjelang Kiamat, dinding itu akan hancur dan mereka akan keluar dari segala
penjuru yang tinggi, menyebar ke seluruh muka bumi dan membuat kerusakan besar.
Yajuj dan Majuj akan membinasakan
segala yang mereka lewati. Mereka akan meminum habis air danau Thabariyah
(Danau Tiberias) hingga kering. Tidak ada seorang pun yang mampu melawan
mereka. Nabi Isa (jika riwayat menyebutkan beliau masih hidup saat itu, atau
kaum Muslimin sepeninggal beliau) akan membawa kaum beriman berlindung ke Gunung
Thur. Kemudian, atas doa Nabi Isa atau doa orang-orang beriman, Allah akan
mengirimkan sejenis ulat (naghaf) yang menyerang leher-leher Yajuj dan Majuj,
sehingga mereka semua mati serentak seperti matinya satu jiwa. Bumi akan
dipenuhi dengan bangkai dan bau busuk mereka, hingga Allah mengirimkan
burung-burung besar yang akan membawa bangkai mereka dan hujan lebat yang akan
membersihkan bumi.
Tanda besar berikutnya adalah
munculnya Dabbah min al-Ardh, yaitu seekor binatang melata yang akan keluar
dari perut bumi. Binatang ini akan dapat berbicara kepada manusia dan akan
membawa tongkat Nabi Musa serta cincin Nabi Sulaiman. Dengan tongkatnya, ia
akan menandai wajah orang-orang beriman sehingga wajah mereka menjadi bersinar,
dan dengan cincinnya (atau sebaliknya menurut riwayat lain), ia akan menandai
hidung orang-orang kafir sehingga wajah mereka menjadi hitam. Dengan demikian,
akan jelaslah perbedaan antara orang beriman dan orang kafir.
Kemudian, akan terjadi fenomena
alam yang sangat dahsyat dan belum pernah terjadi sebelumnya, yaitu terbitnya
matahari dari arah barat. Ketika tanda ini muncul, maka pintu taubat akan
ditutup rapat-rapat. Iman seseorang yang baru beriman pada saat itu tidak akan
diterima lagi, begitu pula taubat orang yang baru bertaubat. Setelah itu, akan
terjadi tiga gerhana besar (penenggelaman sebagian permukaan bumi): satu di
timur, satu di barat, dan satu di Jazirah Arab. Dan sebagai tanda terakhir
sebelum ditiupnya sangkakala Kiamat, akan keluar api besar dari arah Yaman
(atau dari dasar laut Aden) yang akan menggiring seluruh manusia yang tersisa
menuju tempat berkumpul mereka (Mahsyar) di negeri Syam.
Kisah tentang pertanda akhir
zaman yang disabdakan oleh Rosulullah sarat dengan nilai dan pelajaran moral
yang mendalam bagi setiap Muslim. Pelajaran utama adalah bahwa kehidupan dunia
ini fana dan pasti akan berakhir. Oleh karena itu, seorang Muslim tidak boleh
terlena dengan kesenangan duniawi yang sementara, melainkan harus senantiasa
mengingat akhirat sebagai tujuan akhir dan mempersiapkan bekal terbaik untuk
menghadapinya. Kabar tentang akhir zaman ini seharusnya memotivasi kita untuk
meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah, bukan menimbulkan kepanikan
yang tidak berdasar atau spekulasi yang menyesatkan.
Sikap yang benar dalam menghadapi
berita tentang akhir zaman adalah dengan memperbanyak amal shalih, memperbaiki
diri secara terus-menerus, dan menjauhi segala bentuk kemaksiatan dan larangan Allah.
Kita diajak untuk berpegang teguh pada Al-Quran dan Sunnah Rosulullah sebagai
pedoman hidup yang tidak akan pernah menyesatkan. Memperdalam ilmu agama,
memahami ajaran Islam dengan benar, dan mengamalkannya dalam kehidupan
sehari-hari adalah benteng terbaik untuk menghadapi berbagai fitnah dan ujian
yang akan datang.
Selain itu, penting bagi setiap
Muslim untuk memperbanyak doa dan istighfar, memohon perlindungan kepada Allah
dari segala keburukan dan fitnah akhir zaman, khususnya fitnah Dajjal yang
begitu dahsyat. Rosulullah telah mengajarkan doa-doa khusus untuk berlindung
dari fitnah tersebut. Kita juga dianjurkan untuk senantiasa menjaga hubungan
baik dengan sesama manusia, saling menasihati dalam kebenaran dan kesabaran,
serta menjadi agen kebaikan di tengah masyarakat, mengajak kepada yang maruf
(kebaikan) dan mencegah dari yang munkar (keburukan).
Pada akhirnya, kesadaran akan
dekatnya akhir zaman seharusnya membuat kita lebih bijaksana dalam menggunakan
waktu dan kesempatan yang masih diberikan Allah. Jangan menunda-nunda taubat
dan amal kebaikan. Jadikanlah setiap hari sebagai kesempatan untuk mendekatkan
diri kepada Allah dan meraih rido Nya. Dengan iman yang kokoh, amal yang
ikhlas, dan tawakal yang penuh kepada Allah, insyaAllah kita akan mampu
melewati segala ujian akhir zaman dengan selamat dan meraih kebahagiaan abadi di
sisi Nya.
Demikianlah kisah ini
diceritakan, segala kebenaran detailnya kita kembalikan kepada Allah, tuhan
pemilik kisah kehidupan.
Komentar
Posting Komentar